MAJENE— Produksi makin minim bahkan sudah tidak produktif menjadi alasan para petani menebang pohon kakao. Ditambah lagi harganya yang semakin menurun.
Aldi Seorang petani Coklat (kakao) di Kecamatan Tammerodo Sendana, Kab Majene, Provinsi Sulbar Mengaku. Sebelum harga kakao kembali meroket, harganya hanya Rp18 ribu/Kg, Selasa (19/03/2024).
” Kini harganya sudah tembus Rp 119 ribu/kg, kami tentu senang, yang jadi pertanyaan kenapa harga kembali naik saat kondisi pohon sudah banyak yang mati bahkan ada yang sengaja kami tebang,” Celotehnya.
Kendati mengalami kenaikan harga bukan berarti kita hanya akan merawat biasa untuk mendapatkan hasil yang banyak, melainkan akan kembali kerja ekstra untuk perawatan bahkan penanaman yang baru pengganti yang sudah mati ,” tuturnya
“Produksi kakao terus menurun. Biasanya kalau panen ratusan kilogram, akhir-akhir ini hanya beberapa kilo itupun terkadang kami abaikan. Kakao tidak produktif seperti dulu, jadi banyak yang sudah ditebang dan diganti dengan komuditas lain,” ungkapnya.
” Namun dengan harga yang kembali stabil bahkan meroket ini, jelas kami sambut dengan baik dan penuh kebahagiaan dan sebagai ungkapan terimakasih, kami akan kembali memanjakan tanaman sejuta kenangan ini, ” tutupnya.