MAJENE – Pemerintah Desa (Pemdes) Limbua, menyampaikan kegiatan launching Pemberian Makanan Tambahan (PKM) Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene Sulawesi Barat, berjalan lancar dan aman.
Launching PKM tingkat Kecamatan Sendana dihadiri langsung Bupati Majene yang diwakili Sekretaris Daerah, Ardiansyah, Camat Sendana, Misbahuddin serta Kepala UPTD BKKBN Sendana yang dilaksanakan di Sendana, Rabu, 8/5/2024.
Penjabat Kepala Desa Limbua Andi Arman SE MM dalam kesempatan itu menyampaikan, kegiatan PMT ini merupakan hal penting untuk dilaksanakan sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah dalam mencegah serta meminimalisir keluarga yang beresiko stunting.
“Kasus stunting yang terjadi di tahun 2023 di Majene tertinggi di Sulbar. Berkat kerja keras kita semua baik pemerintah kabupaten, kecamatan hingga desa telah memberikan hasil nyata sehingga Majene kini berada di urutan tiga di Sulbar,” katanya.
Karena itu kata dia, kolaborasi atau kerjasama dengan semua stakeholder perlu ditingkatkan dalam rangka mengurangi keluarga beresiko tinggi kasus stunting.
Untuk diketahui, masalah gizi Balita di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 prevalensi balita wasting sebesar 7,7% dan Balita stunting 21,6%
Masalah gizi disebabkan oleh berbagai faktor. Kekurangan asupan makanan bergizi dan atau seringnya terinfeksi penyakit menjadi salah satu penyebab langsung terjadinya masalah gizi. Pola asuh yang kurang tepat, kurangnya pengetahuan, sulitnya akses ke pelayanan kesehatan, kondisi sosial ekonomi juga berpengaruh secara tidak langsung terhadap akses makanan bergizi dan layanan kesehatan.
Karen itu kata Andi Arman yang juga kepala UPTD Disdikpora Kecamatan Sendana menambahkan, program PMT serta optimalisasi layanan Posyandu harus ditingkatkan lagi.
“Program PMT berbahan pangan lokal merupakan salah satu strategi penanganan masalah gizi pada Balita dan upaya pencegahan Stunting secara nasional. Kasus yang terjadi di Pamboang yang diduga keracunan bahan makanan menjadi pembelajaran berharga untuk tidak terulang kembali,” jelasnya .
Maka dari itu, kegiatan PMT lokal tersebut tidak hanya memberikan makanan tambahan saja tetapi disertai dengan edukasi, penyuluhan, konseling gizi dan kesehatan agar dapat mempercepat proses perubahan perilaku ibu dan keluarga dalam pemberian makan yang tepat sesuai dengan umur, penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan keamanan pangan.