POLMAN, Api mengamuk sekitar pukul 09.30, menghanguskan enam rumah rata dengan tanah, dan empat rumah terkena dampaknya di Dusun Babbarura Desa Tangga Tangga Kecamatan Tinambunan Kabupaten Polman. Jum’at. 12/07/24.
Di lokasi kebakaran masih terlihat masyarakat mengorek ngorek bekas reruntuhan sisa kebakaran untuk mencari sesuatu yang bisa diselamatkan.
Anggota Tagana Atnan didampingi Bhabinkamtibmas Desa Tangnga Tangnga Bripka Asry PMI Polman Nahlia SE, Anggota Kecamatan Tinambunan, Erwin dan beberapa aparat desa saat ditemui di TKP mengungkapkan, dari hasil pendataan semuanya 10 KK, 6 rumah rata dengan tanah dan 4 terkena dampak.
Kerugian diduga sekitar dua ratus juta lebih lain surat surat yang berharga termasuk surat tanah.
“Adapun bantuan dari dermawan berupa sembako dan pakaian untuk anak sekolah, baru ada sepuluh penyumbang di posko kebakaran kami,” ungkapnya.
Kronologi Kebakaran bermula dari rumah Saipul atau sering disapa ayah Karisna, sehingga api merambat kerumah yang ada di sekitarnya.
Rumah milik Saipul di kelilingi kabel yang dialiri tegangan listrik diperuntukkan mesin pompa air ke rumah rumah tetangga yang bergelantungan dan menempel di atap dan dinding rumah Saipul yang diduga memicu terjadinya kosleting listrik, sehingga memicu terjadinya kebakaran
sehingga melalap 6 rumah yang berdempetan ditambah 4 rumah yang terkena dampaknya yang ada di sebelah jalan/gang.
Adapun saksi mata disapa Kindona mengatakan, waktu kebakaran tidak ada yang tahu karena orang pada sibuk dengan kesibukannya masing masing. “Nanti api sudah tinggi melahap rumah Saipul dan berpindah kerumah yang lain baru kami berusaha memadamkannya tapi api cepat membesar dikarenakan rumah di sekitaran TKP semuanya rumah panggung. “Sehingga tidak memakan waktu lama hanya sekitaran 15 menit menghanguskan 6 rumah yang berdempetan,” tuturnya.
Saipul disapa Ayah karisna yang rumahnya pertama terbakar mengatakan saat kejadian, dirinya tidak ada di tempat karena melakukan aktivitas sehari hariku sebagai supir open chap mengantar ikan. “Adapun masalah aliran listrik di rumahku tidak mungkin kosleting, karena setiap saya tinggalkan rumah, saya selalu turunkan kilometer. Karena saya hanya sendiri tidak ada istri, anak sudah punya keluarga,” ujarnya.
“Jadi sudah pisah rumah, masalah kabel pompa air tetangga saya malu tegur nanti disangkanya saya kikir jadi saya biarkan saja, ” tambahnya.
Saipul menambakan nanti dia mengetahui rumahnya terlalap api ditelpon sama tetangganya, sehingga dirinya langsung beranjak meninggalkan pekerjaan ke TKP menyelamatkan harta benda. “Tapi naasnya sesampai di TKP tak satupun yang bisa diselamatkan selain apa yang saya pakai pergi kerja dan satu unit motor yang saya pakai untuk ketempat kerjaku. “Adapun uang delapan juta lebih hasil gajiku yang saya kumpul kumpul dan saya simpan di lemari untuk persiapan pondasi rumah habis tak tersisa,” sedihnya.
Harapan Saipul dan mewakili korban lainnya semoga pemerintah setempat bisa membantu dan bisa membangunkan tempat atau rumah dan memberikan bantuan yang lainnya.