MAJENE. Swaramandar.com, Sungguh memilukan nasib 124 siswa berprestasi yang terdaftar dalam siswa eligible di SMAN 2 Majene.
Pasalnya, hingga hari terakhir penginputan data PDSS, SMAN 2 Majene tak mampu menyelesaikan semua persyaratan yang diminta pada aplikasi PPDS.
Sekadar diketahui, PDSS merupakan basis data yang berisikan rekam jejak kinerja sekolah dan nilai rapor siswa yang eligible mendaftar. Pengisian PDSS dilakukan oleh sekolah dan kebenaran data yang diisikan menjadi tanggung jawab Kepala Sekolah.
Ketua Tim PPDS Drs. Mahyuddin, M.Pd saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (6/2/2025) mengungkapkan, cukup banyak faktor yang membuat siswa berprestasi di sekolahnya tak bisa ikut SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi).
“Kita disini sama kasusnya dengan (Ponpes) Lampoko, Dia tinggal 1 semester, kalau kita disini, baru 1 semester langsung drop, ” ungkap Mahyuddin.
Guru IT itu membeberkan, faktor keterlambatan SMAN 2 Majene yaitu data antara dapodik dengan PDSS ada perbedaan. ” Data jumlah siswa 300 PDSS, sementara di dapodik, 306. Itu kita tunggu sampai ada perubahan, dua Minggu kemudian kita cek lagi, tidak masuk tiga siswa, tinggal 3 Siswa belum sampai sekarang,” bebernya.
Mahyuddin menjelaskan, diantara 3 siswa itu, ada yang kategori eligible yang tidak bisa masuk. “Saya tidak tunggu lagi, daripada itu yang bikin terlambat. Tiba waktunya kita menginput nilai pada Kamis, nilai sudah diolah, karena formatnya tahun ini agak berbeda dengan tahun lalu, karena kita gunakan kurikulum merdeka,” jelasnya.
Sekolah lain, lanjut Mahyuddin, masih menggunakan kurikulum 13. Itu mudah mereka, kita disini gunakan kurikulum merdeka yang agak rumit pengisiannya. Ketika ada titik koma saja yang berbeda di aplikasi SNBP, pasti ditolak. Kita perbaiki lagi. Ternyata pada Jumat, kita upload lagi, tidak bisa karena ada titik koma yang berbeda. Kita perbaiki upload ulang, lolos satu semester,” jelasnya.
Mahyuddin menambahkan, setelah itu, saat dicoba upload untuk semester dua dan harus diulang karena ada yang diperbaiki. “Sekitar 30 menit diperbaiki, masih ada kesalahan, upload lagi, jaringan sudah gangguan,” kesalnya.
Akibatnya, 122 siswa SMAN 2 Majene yang berprestasi, baik akademik maupun non akademik tidak bisa ikut SNBP. ” Kalau tidak bisa masuk jalur SNBP, maka boleh jalur TWK, jadi sebenarnya tidak ada yang dirugikan, karena masih ada kesempatan. Beda dengan SMA 17 Makassar, itu sama sekali tidak bisa daftar perguruan tinggi, karena biar siswanya saja, tidak ada nama-namanya, kosong,” lanjutnya.
Mahyuddin memaparkan, kasus ini banyak terjadi, namun yang persis sama di SMAN 2 Majene, yaitu kasusnya Ponpes Lampoko. “Banyak faktor sehingga terlambat, salah satunya siswa yang beda NISN antara SD dan SMP, itu yang mau dicocokkan secepatnya, tidak ditahu mana yang diambil. “Kita terima saja apa yang terjadi, memang dilema sekali tahun ini, pembukaannya saja sempit sekali waktunya, cuma sebulan, dulu lebih sebulan. Sekolah peserta bertambah, waktu dipersempit, jadi memang boleh kita katakan, ada kesalahannya juga ini kementerian. Juga membuka perpanjangan waktu cuma sehari, itu pun hanya sekolah tertentu, sementara tahun lalu, perpanjangan tiga hari, semua sekolah bisa ikut, selesai tidak selesai. Itu adil, sekarang ini tidak adil sekali, karena yang minta diperbaiki hanya yang tinggal klik. Jadi sekolah yang lain tidak bisa,” pungkasnya.